Senin, 22 Desember 2014

DAFTAR ISI KEPALA IBU

Assalamualaikum, 
Sesapan kopi terakhir. Kalau cangkir udah kosong, rasanya pengen lagi menyeduh. Tapi....sabar..tahan...just one cup of coffee for a day.Lagian, ada hal yang lebih penting untuk dilakuin hari ini. Menyapa semua perempuan- para ibu, terutama. Sekarang kan hari ibu? jadi ingat peristiwa kemarin pagi, Si Kakak, anak saya yang gede, mengucapkan dengan heboh sambil merentangkan tangannya,"O ya! selamat hari ibu, Ma!"
Dan saya jawab,"Kan sekarang masih tanggal dua puluh satu.". Dia ngeles,"Oiya...Ga apa deh. Dari pada lupa." Yaudah....patut saya acungi jempol untuk niat baik dari seorang abege yang dalam keseharian, sering kali cueknya melebihi ambang batas.

Bicara tentang ibu, saya pengen bikin daftar, apa-apa aja yang nongol di kepala kita, sebagai ibu, atau dikepala ibu kita, jika beliau masih ada. Sengaja nggak saya kasih angka 1- sekian,karena prioritas kadang silih berganti. Kadang juga, bahkan sering, semua jadi prioritas. Heran yaaa,kok bisa?
  • Kesehatan anak
  • Sekolah anak
  • Besok masak apa buat anak-anak
  • Besok waktunya bayar ini itu. 
  • Oiya...besok ambil raport. Kira-kira bakal bagus ga raportnya ( meskipun horeeee....saya makin ga peduli, dalam arti, mulai bisa menganggap raport bukanlah harga mati prestasi anak saya)
  • Adek kok sekarang nafsu makannya kurang
  • Kakak kok kegiatannya banyak banget? di sekolah makan siangnya kayak gimana?
  • Teman-teman yang akrab ama anak, lingkungannya kayak gimana ya? apakah mereka anak-anak yang sopan? 
  • Lho iya, baju adek kakak kayaknya sudah mulai pada kekecilan
  • Susu adek habis
  • vitamin apa yang bagus buat adek, buat kakak
  • Urusan suami....besok buat si akang, masak apa ya
  • Kemeja kerjanya sudah bersih semua kah?
  • Perlu diingetin untuk pangkas rambut, kayaknya
  • waduh, kemaren sempet bilang bakal ada undangan. kayaknya baju batiknya belon dilaundry deh
  • urusan adek lagi, mulai hunting sekolah SD nih
  • balik lagi urusan kakak, udah mau masa dapatin datang bulan. Gimana njelasinnya ya...
  • balik urusan suami. Hah? suami berencana pindah kerja? gimana yaa
  • masih tentang suami....batuk si akang kok nggak sembuh-sembuh.
  • Kalo punya ART....nambah deh mikirnya..si mbak kok males-malesan, gimana negurnya? Kalo nggak punya ART...besok enaknya, masak dulu atau beberes rumah dulu
Diem deh saya....udah capek nulisnya. Itu baru seujung kuku daftar apa-apa aja yang ada dipikiran para ibu. Iya nggak sih?
pasti ada prioritas. Dan prioritas itu silih berganti. Tetapi bisa saya pastikan, kebanyakan, kebanyakan lho ya, semua yang menjadi prioritas adalah tentang hal lain, diluar diri pribadi. Tentang anak, tentang suami.
Ah....pasti lelah menjadi seorang ibu. Udah gitu, masiiiiiiih aja yang nyebelin, kalau prestasi seorang ibu itu dikait-kaitkan ama hal yang bagi saya...bikin kasian ibu. Contohnya....ada yang menilai seorang ibu itu berhasil kalau anak-anaknya pada jago di sekolah. ada yang menilai, seorang ibu itu berhasil, kalau suaminya nggak selingkuh. Ada yang menilai seorang ibu tuh berhasil kalau dia sendiri punya karir yang menjulang. ada yang menilai seorang ibu itu sukses kalau bisa tetep ngejaga body nya bagus, biar udah punya anak tiga. Ibu yang berhasil katanya yang bisa suaaabbbbbaaar, nggak marahan.
Aduuuuuuuh.
Padahal padahal kan ibu juga manusia. Tangannya cuma dua. Okey, katakanlah benar adanya. bahwa menurut Prof Simon Baron Cohen dari Cambridge University, bahwa perempuan memiliki otak Empatizer dan laki-laki Sistemizer, tetapi tentu saja bukan berarti perempuan , atau disini ibu, nggak punya rasa "capek mikir perasaan". hehehehe

Yang ingin saya katakan pada akhirnya, betapa seorang ibu itu, rela mengisi sebagian besar porsi pikirannya tentang hal-hal diluar dirinya. Saya sempat terkejut ketika alm. mama saya masih ada, saat itu beliau sedang sakit dan curhat dengan sahabatnya. Yang dikeluhkan bukanlah tentang penyakitnya, tetapi tentang bagaimana nasib anak-anaknya (yang notabene sudah dewasa) jika beliau sudah nggak ada. Subhanallah. Ibu tidak pernah berhenti berpikir tentang keluarganya, bahkan ketika dirinya sendiri sedang terancam.

Untuk semua ibu, hormat saya . Untuk para perempuan sesama ibu, belajar terus yuk. Bersabar terus, karena banyak pribadi yang bersandar pada diri kita. Allah pasti punya maksud, mengapa otak kita dibuat simultan antara kanan dan kiri, bukan antara depan dan belakang. Karena kita pasti diharapkan bisa memikirkan banyak hati, banyak
pribadi. BRAVO untuk kita. Terus sabar, menajamkan ikhlas, syurga insya allah untuk kita.

SELAMAT HARI IBU.

0 komentar:

Posting Komentar