Sabtu, 20 Oktober 2012

(BUKAN ) PEREMPUAN SEMPURNA

Saya akan  langsung mendebat jika ada yang bilang " Perempuan itu dibilang sempurna, kalau sudah merasakan hamil dan punya anak ". Ya, saya memiliki sahabat-sahabat istimewa yang bisa mematahkan mitos itu. 
Mereka memiliki bayi yang begitu lucu. Bukan ! bukan bayi yang didapatkannya karena hamil dan secara otomatis ia akan menyandang predikat ' ibu '. Tetapi karena ijin NYA, sahabat-sahabat saya yang sudah lama menginginkan momongan ini, mengadopsi bayi. Lika liku mendapatkan seorang bayi pun di lalui. Dan atas kuasa serta menjalankan rencana NYA, sahabat saya dipertemukan dengan seorang bayi, yang berasal dari keluarga yang kurang beruntung ( di mata manusia )
Saya yakin, ada banyak perempuan yang menjadi ibu, tanpa melalui proses hamil dan melahirkan. Dan sungguh ! mereka membuat saya mengacungkan jempol. Mereka mengajarkan tentang ' pentingnya seorang anak ', tentang 'ikhlas, penerimaan dan berjiwa besar '.
Bagi kita, yang memiliki anak melalui proses natural, adalah wajar jika pada akhirnya kita mencintai dan menyayangi anak kita. Konon, mereka ' darah daging ' kita. Tetapi bagaimana dengan sahabat perempuan yang luar biasa, seperti yang saya ceritakan di awal ?

Apakah naluri keibuan itu otomatis muncul ? apakah mereka secara spontan - otomatis - ikhlas, mau berkorban untuk anak, yang ( maaf ) tidak berasal dari rahim mereka sendiri ? 

Saya yakin, para sahabat perempuan ini...mempersiapkan mentalnya...jauh-jauh dan sangat jauh lebih sulit. Mereka belajar meredam ego, menempa diri, memaksa diri, jauh lebih hebat. Perjuangan tidak berhenti ketika Si baby sudah di gendongan. Mereka harus lebih ikhlas, berbesar hati, ketika anak yang telah dipilih, pada akhirnya ( naudzubillah ) tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.  Belum lagi persiapan mental, karena suatu saat mereka harus menceritakan sejarah ini pada si anak. Hebatnya lagi, para sahabat kita ini, harus beradu dengan stigma masyarakat yang kadung muncul.  " Buat pancingan ya ?? " ini yang sering kita dengar bukan ? ironisnya....ada lagi kalimat jahat " lho, sudah punya pancingan kok belum hamil juga ? "
Stigma yang beredar itu, seolah sedang mempertanyakan ' naluri keibuan mereka '. Mereka akan dianggap 'gagal' jika tak juga hamil meski ' sudah punya pancingan '.  Ironis kan ?
Lagi pula, apakah mereka yang mendapatkan anak melalui proses hamil dan melahirkan, akan memiliki tingkat ' naluri keibuan ' jauh lebih dalam ? 

Banyak ahli berpendapat, naluri keibuan itu muncul begitu saja dalam diri setiap perempuan. Itulah mengapa akhirnya anak perempuan lebih tertarik pada boneka. Tetapi ada juga ahli yang menyatakan bahwa naluri keibuan itu, sesuatu yang dipelajari. Sarah Bluffer Hrdy, dari university of California, penulis buku ' Mother Nature : a history of mothers, infant and natural selection . 
Menurutnya, perempuan yang komit untuk menjadi ibu, akan melakukan  bonding dengan anaknya. baik itu anak biologis atau bukan. Inilah yang menjelaskan, mengapa ada ibu kandung yang tega membuang bayinya. Atas alasan apapun - katanya ini dilakukan demi kebaikan si bayi, mendapat orang tua yang sanggup merawat - tidak dapat dibenarkan. Karena jika begitu alasannya, bukankah ada cara yang lebih manusiawi ? Alasan intinya, menurut Sarah, tidak ada keinginan untuk menjalin bonding dengan anaknya. 

Tulisan ini saya buat, sama sekali tidak bermaksud mengerdilkan arti ibu yang menjadi ibu karena proses hamil dan melahirkan. Saya hanya ingin mengajak semuanya untuk meneladani apa yang dilakukan sahabat kita yang mendapatkan anak dengan cara istimewa itu. Mereka memaksa diri, untuk ikhlas menerima. Sempurna atau tidaknya perempuan ( meski memang tak ada yang sempurna ) , tak bisa lagi dinilai apakah ia bisa hamil atau tidak. Tetapi dinilai berdasarkan kesiapan mereka untuk berbagi kasih dengan anak. Dinilai dari cara mereka menjalani komitmen, setelah diberi anak. Tak peduli apakah anak itu berasal dari rahim kita atau bukan. Ini bentuk komitmen sakral antara seorang perempuan dengan Tuhan. 

Buat yang merasa, terima lah rasa salut saya. Anda memberikan pelajaran berharga.

Rabu, 29 Agustus 2012

Harmonis, Bukan Sesuatu yang Muluk

Seorang teman yang datang dengan rambut basah, disapa teman yang lain. " Cie...yang abis dapat ' jatah' ". Mendengar komentar usil bin iseng itu, Si Rambut basah berseloroh. " Yaa...ampyunnn...kalo toh, dapet juga alhamdulillah. Boro-boro dapet. Sebulan sekali dapet sudah alhamdulillah banget, ciiiinnnn ". Tawa pun berderai. FYI, Si rambut basah ini sudah menjalani kehidupan berumah tangga - seingat saya - tiga belas tahun .

Permisi dan Maaf, jika kali ini topik tentang Sex saya angkat. Bicara tentang sex, erat kaitannya dengan perempuan. Tetapi sayangnya, masih banyak teman sesama perempuan yang ogah mencari tahu tentang ini. Tak bisa dipungkiri sebagian besar masih menganggapnya tabu. 

Agak miris, tetapi kita harus menyadari, bahwa penyebab kasus perceraian tertinggi, saya ambil data thn 2010, dari Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama - adalah Faktor Ekonomi dan kedua adalah, Ketidak harmonisan Pasutri - adanya WIL- selingkuh. 

Kesannya sepele. Komunikasi Suami istri. Tetapi dampaknya sama sekali tak sepele. Apa hubungannya antara komunikasi dan sex ?

Chang Goh Song Eng, penasehat di Reach Counselling, mengatakan ' adanya kekeringan dalam keintiman dan komunikasi, membuat sebuah rumah tangga rentan mengalami perselingkuhan. 

Saya tertarik dengan berita yang muncul di detik.health. Bahwa seringkali perempuan menjadikan sex sebagai hukuman. Ketika sang perempuan merasa kebutuhannya tak terpenuhi, ia pun ogah melayani pasangannya. Gak mood lah, males lah, capek lah. ' Tidak melayani ' pasangan, dijadikan senjata ampuh perempuan. Ironisnya, ternyata, pria tidak 'ngeh' dengan aksi protes ini. Nah....ujung-ujungnya, pria merasa tak lagi dibutuhkan. Mencarilah ia kepuasan di tempat lain. Siapa yang salah dan siapa yang benar serta siapa yang rugi ?
Tak perlulah memvonis siapa salah dan siapa benar.
Tulisan ini, sejatinya ingin mengajak sesama perempuan.....Ayo ! perbaiki hubungan komunikasi kita dengan pasangan. Termasuk untuk urusan ranjang ! Serius, deh.

Apakah 'tua nya usia pernikahan ' kita menjadi alasan untuk berkurangnya keharmonisan kita dan pasangan ? Apakah kalau usia pernikahan kita sudah lima tahun ke atas, maka urusan sex menjadi nomor ke seribu ?  Kita terlanjur menganggap ' wajar' jika tak lagi harmonis, ketika usia pernikahan sudah di atas lima tahun.
OH, Please...jangan deh. Selalu ingat...bahwa ketidak harmonisan kita dengan pasangan, akan sangat berdampak pada perkembangan anak-anak. Ini pun, sumpah serius .

Sebagian dari kita, para perempuan, merasa enggan ber - ML ria. Well....jika fluktuasi hormon dijadikan kambing hitam, oke dyeh....meski sebetulnya itu termasuk alasan yang di ada-adakan. Please, sebaiknya kita tidak menyepelekan hubungan seksual. Menurut para peneliti dari Amerika, ketika perempuan mengalami orgasme, ketika itulah aliran darah menjadi lancar ke seluruh organ tubuh, termasuk ke otak. Rangsangan sexual secara teratur, dapat menyehatkan payudara. Lancarnya oksigen ke kulit pun, membuat kita bisa awet muda. Masih malas, buk ?? jangan laaah...Jika anda mengeluh, saya tak pernah orgasme. Halloooow......jadilah perempuan pintar. Cari penyelesaian bersama dokter ahli,. BUKAN mereka yang tak ahli :) .
Saya ingat, seorang rekan memberi nasehat. Kalau ingin pintar, bersahabatlah dengan  dokter anak dan dokter kandungan.
Saya sadur quote dari seorang teman, " Sex is not everything . But without sex, everything is nothing ". Hahahahaha....
bukan bermaksud sok pintar atau gimana-gimana....saya pun sedang melecut diri untuk terus membuat hubungan dengan pasangan tetap indah.
Tidak ada rumah tangga yang sempurna. Tetapi jangan deh dijadikan alasan untuk kita tak berupaya menjadikan rumah tangga kita menuju sempurna. 
Satu hal yang saya percayai, segala urusan kita dan pasangan, selesaikanlah berdua. Banyak sekali informasi tentang tips menjaga pernikahan tetap indah. Keharmonisan rumah tangga bukan sesuatu yang muluk, jika kita mau belajar.
Tak banyak saran dari saya, tetapi : 5 menit pertama setelah kita bangun tidur dan berdoa, rapatkan badan kita padanya atau cukup rapatkan jemari kita pada jemari pasangan . Silahkan mencoba. 


LOVE U ALL

Kamis, 23 Agustus 2012

LEBARAN SELESAI = MAAF PUN USAI ?

Maafin yaa
Masih mengoar aroma Lebaran,yaa....Jadi, rasanya belum terlambat jika saya ucapkan Mohon Maaf Lahir Bathin. Tak ada pertemanan yang sempurna. Pastilah ada salah ucap maupun polah. Jadi, saya BERUSAHA untuk Mohon Maaf. 

Saya sengaja menulis kata ' berusaha ' dengan huruf kapital semua. Karena ketika anda memaafkan saya pun, pastilah anda sedang BERUSAHA memaafkan saya.

Gampang nggak sih, memaafkan itu ? Ketika saya menulis ini pun, H+5 lebaran, saya masih berusaha untuk memaafkan. Saya ingat-ingat, siapa yang gampang saya maafkan, siapa pula yang agak susah saya maafkan. Hahaha.....Jujur, saya akui. Saya mengaku, karena saya merasa ternyata memaafkan itu susah. Kalau sekedar mengucapkan kata " Maaf, ya...Minal aidzin wal faidzin yaa..." plus cipika cipiki, itu mah anak kecil juga bisa. Tetapi ini, yang kita obrolkan adalah " MAAF ". Maaf, mean melupakan, melepaskan dendam, benci, iri. Tuhan memang memberikan pekerjaan berat untuk kita. Tetapi saya yakin, Tuhan pun menyiapkan hadiah besar jika kita melakukannya. Ya nggak ? ya nggak ?

Tuhan terlalu pintar, selalu memiliki alasan mengapa kita harus melakukan ini dan mengapa kita dilarang melakukan itu. Begitupun dengan memaafkan, melepaskan dendam, benci.

Penelitian yang dilakukan Mayo Clinic, mereka yang menyimpan benci, dendam, memiliki kecenderungan peningkatan tekanan darah, penyempitan pembuluh darah. Ketika kita menyimpan dendam, rasa iri, benci, susah memaafkan, sebetulnya kita sedang membuat metabolisme tubuh kita menjadi negative. Kelanjutannya adalah, sel-sel tubuh kita akan mengeluarkan hormon Kortisol. Konon, hormon ini di kenal sebagai HORMON STRESS. 
Bersamaan dengan keluarnya Kortisol yang berlebih, membuat sel-sel tubuh kita butuh oksigen. Termasuk juga sel-sel otot jantung. Kalau kebutuhan akan oksigen ini berlangsung terus menerus, kekentalan kepingan darah akan meningkat. Dan ini memicu pembekuan darah.

Ratih Ibrahim, Seorang psikolog berujar bahwa memaafkan itu butuh waktu. Yup ! saya sangat setuju. Saya pun pernah dengar Pak Ustad di tivi bilang, memaafkan itu sebetulnya untuk diri kita sendiri.Saya pun tak menyangkal. Meski untuk itu semua , proses memaafkan itu butuh proses. Dan itu yang sedang saya jalani sekarang.

Smoga, dengan usainya lebaran, proses pemaafan itu tak berhenti hanya di bibir saja. Semoga kita bisa. Sluuruuuuup......smoga kopi saya memberikan energi untuk memaafkan ;) ( gak ada hubungannya, yaa? maaaap )


Kamis, 05 Juli 2012

HURUF " C "

Ada banyak kata yang diawali dengan huruf ' C'. Tetapi dua kata saja yang mengusik pikiran saya akhir-akhir ini. Dua kata yang berawal dengan huruf  ' C', berisi lima huruf.
C.I.N.T.A        dan        C.E.R.A.I

Maaf, jika saya mengajak sahabat smua untuk sejenak merenung tentang dua kata ini. Akhir-akhir ini, saya banyak mendengar, sedikit terlibat dengan masalah Cinta - Cerai. Suatu malam, seorang teman menangis karena ia dan suami memutuskan untuk bercerai. Hari yang lain, seorang teman menceritakan bagaimana pilunya melihat kedua orang tuanya bercerai. Disaat kakek nenek ini harusnya bahagia bersama dengan satu cucu yang akan lahir.
Wao....

Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa di atas, saya tulis dua kata ' Cinta ' dan ' Cerai', sedikit berjauhan ?
Karena saya yakin......Tidak ada kata Cinta pada kasus ' Cerai'. Dan tidak ada kata ' Cerai' pada kasus Cinta. Artinya, Pastilah sudah tak ada lagi Cinta, jika memang yang terjadi adalah Cerai. Bohong banget jika ada yang bilang, " Aku masih cinta sama dia, tapi mau gimana lagi...kami harus cerai '. Karena saya yakin, LOVE CONQUERS ALL.  Dengan Cinta, sejatinya semua akan berangsur membaik. Sekali lagi, Jika masih ada cinta.

Cukup membuat saya terhenyak, ketika membaca satu survey yang mengungkap angka perceraian di Indonesia. Selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dari tahun 2005 - 2010, angka perceraian naik mencapai 70 %.  Yang lagi-lagi bikin saya terkejut, angka perceraian di Indonesia, selalu meningkat sejak tahun 1950 !!!  Mark Cammack, Guru besar dari   Southwestern  School Of Law - USA mengatakan sejak tahun 1950, dari 100 angka perkawinan di Indonesia, 50 % nya berakhir dengan CERAI.
Data dari BIMAS ISLAM, Kementerian Agama RI,  2 juta orang menikah setiap tahun di Indonesia. Sekitar 300.000 diantaranya berakhir dengan cerai. Jawa Timur, ada di peringkat pertama penyumbang angka perceraian di tahun 2010.  Waooo...lagi.... Secara saya orang Jatim.

Yang menjadi pertanyaan saya...apakah Cerai, memanglah solusi ? meski secara agama diperbolehkan ?
Apakah setelah cerai, kedua belah pihak ' LEGA ' ? ....Apakah mereka yang bercerai tidak berpikir akan dampak, yang sejatinya, tidak akan pernah selesai !!! Ini beneran !!  ( Oh...maaf, pada tulisan ini jika saya banyak menggunakan tanda seru. Gemes banget soalnya dengan kasus cerai )
Saya sendiri mengamati satu keluarga yang hidup dan terus berkembang dengan latar belakang orang tua yang bercerai. Sesungguhnya, masalah baru dimulai ketika ketok palu hakim tentang cerai itu berlaku.
Anak pertama harus memikul tanggung jawab, membesarkan hati ibu yang terlanjur rapuh, mengayomi adik yang butuh perhatian. Belum lagi ketika anak-anak menikah...frame ' orang tua yang slalu bertengkar ' nempel di otaknya. Membuat ' mutasi' jiwa dan pikiran. Menciptakan bentuk otoritas baru pada keluarga barunya. Tidak berhenti di situ...akibatnya bahkan sampai dirasakan ke cucu-cucu...bahkan cicit-cicit...

Untuk sahabat yang kebetulan memiliki sanak, teman yang kebetulan mengalami perceraian, atau berasal dari keluarga yang bercerai, pastilah meng amini apa yang saya ceritakan. Akibat perceraian itu begitu panjang
.



" Hanya Cinta yang bisa....menaklukkan dendam, hanya Kasih sayang tulus yang mampu menyentuh..hanya CINTA yang bisa mendamaikan benci...hanya Kasih sayang tulus yang mampu menembus ruang dan waktu...
Lirik lagu " Hanya Cinta Yang Bisa " itu, seharusnya menjadi Lagu WAJIB yang harus di hafalkan dan menjadi Tugas bagi pasangan yang mendaftarkan kasus di persidangan cerai. Ah....saya hanya perempuan biasa yang ingin semua saling mencinta. Tulisan ini bukan bermaksud men- judge, atau memojokkan... Tetapi , tulisan ini adalah bentuk ikhtiar saya...yang saya bisa... Untuk mendamaikan semua. CINTA dan CERAI....dua kata yang sama-sama berawal dengan huruf ' C', sama-sama berisi lima huruf. Bedanya...untuk men CINTA itu sangat mudah. Untuk berCERAI, sangat susah... Pilih mana ??? It is absolutely up to you.

Selasa, 03 Juli 2012

ATAS NAMA MULTITASKING

Satu hari, karena ' To do list ' saya agak banyak, saya melakukan satu dua hal dalam rentang waktu yang sama. Saya sering melakukan yang seperti ini. Hasilnya rata-rata , sih...tidak mengecewakan. Tetapi sepertinya, kali ini...smua jadi berantakan.


Ketika asyik ngumpul-ngumpul dengan sesama perempuan, topik Multitasking , menjadi agak seru diperdebatkan. Konon, perempuan dianugerahi kemampuan melakukan multitasking lebih besar dibanding para pria. Suara yang lain, menganggap, multitasking hanyalah implementasi dari ketidak fokusan. Tentu saja, saya sedikit percaya dan sedikit tidak percaya.

Tak bisa dipungkiri bahwa setiap hari, kita dihadapkan pada tuntutan untuk menyelesaikan begitu banyak hal. Mulai dari yang berhubungan dengan kebutuhan personal, hingga aktivitas ditempat kerja. Smua harus diselesaikan dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil yang bisa diacungi dua jempol. 

Apakah anda pelaku ' Multitasking ' selalu berhasil ? atau mengalami  'hari buruk ' seperti saya ? Mengatasnamakan Multi tasking, malah...rusak susu sebelangga ??? hahahahaha....

Edward Hallowell, MD ,  Psikiater dari Hallowell Centre For USA punya kalimat yang membuat saya senang. Katanya , Multitasking, adalah bentuk kecerdasan lain yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang yang hidup di jaman moderen seperti sekarang. Kemampuan ini harus diasah. Mereka yang memiliki kemampuan Multitasking yang tinggi, akan lebih cepat berada di puncak karir. Mereka kebanyakan adalah pribadi yang menyenangkan. 

Tetapi lain halnya dengan pendapat Harold Pashler, psikolog . Sistem otak yang mengatur pengambilan keputusan dan mengingat, tidak bisa bekerja secara bersamaan. 

Tanpa memperpanjang pro kontra multi tasking, Berbahagialah wahai perempuan ( lagi-lagi....heheheheheh ) bahwa TUHAN KITA YANG MAHA ADIL, sejatinya memberikan kemampuan multitasking kepada kaum hawa. Bisa jadi tanpa kita sadar, kita memelihara bayi dalam perut, ketika kita sedang mengerjakan sesuatu. Kita menyusui sambil jemari kita memberikan pelajaran ' pengenalan indra raba dan rasa ; pada bayi kita. Tanpa kita sadari, kita memasak bubur buat si kecil ketika kita memikirkan bagaimana bisnis on line kita bisa berjalan. 


Tapi, tak bisa kita pungkiri, bahwa....Multitasking memicu munculnya stress. Ini yang harus kita waspadai. 
Bisa jadi yang berikut ini adalah Trik, agar kita tetap mengasah multitasking kita dengan stress yang minimal. 
  1. Yuk...kita tetapkan prioritas
  2. Kita harus tahu kapan waktu terbaik kita. Ketika kita yakin , otak kita berada di 'puncak ' , mungkin kita bisa turn on kan kemampuan multi tasking kita. Begitu pun sebaliknya.
  3. Sebaiknya kita mulai belajar memilah, mana sih pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan yang tidak. 
  4. Bersahabat dengan Tehnologi dengan bijak. Jadi, ayoooo...belajar tehnologi yang sesungguhnya diciptakan user friendly
  5. Jangan lupa istirahat !!
Mau jadi Perempuan yang Multitasking ??? Kita bisa, kok ! dan ber ' multi tasking ' lah dengan bijak. 

Senin, 04 Juni 2012

Yang Tersisa dari Ulang Tahun Surabaya

31 Mei lalu, kota Surabaya berulang tahun yang ke 719. Akhir-akhir ini, saya gethol mengobrol dengan seorang teman, yang begitu gigih berusaha membuat sejarah akan kota Surabaya, paling tidak, diketahui dan dihargai oleh warganya. Saya panggil dia  Dhahana Adi Pungkas.  ( hai...Adi, Surabaya must be proud of you ).Saya kenal Adi beberapa tahun yang lalu, di sebuah acara bedah buku. Kami terhubung kembali, ketika saya sedang berada di Gedung Kesenian Surabaya. Saya ingat dia, saya kontak dia.Kami ngobrol panjang lebar mulai dari Surabaya di masa lalu...sampai penilaian dia tentang paguyuban duta remaja Surabaya, yang ironis dimata dia.
Dari obrolan-obrolan lewat bbm dengan Adi itulah, saya ingin berbagi disini. Ijinkan saya mengajukan pertanyaan-pertanyaan tak penting tapi penting untuk direnungkan.
  • Jika kita mencintai seseorang, apakah orang itu akan marah jika kita bersikap cuek, tak peduli tentang apa yang sudah dan sedang terjadi padanya ? 
  • Jika kita mencintai seseorang, sepantasnyalah untuk menjaganya. Iya tho ?
Jangan bilang saya ' kesambet setan', ya...karena tiba-tiba mempertanyakan seberapa besar cinta kita pada kota kita. Karena kebetulan saya lahir dan besar di Surabaya, saya ajak khususnya warga Surabaya untuk mempertanyakan kadar kecintaan kita pada Surabaya.

Saya yakin, Adi, teman saya itu memang gila.....kalau tidak 'gila', ia tak akan susah-susah mencari tahu ada apa Surabaya tempoe doeloe. Tetapi ini sebuah bentuk kegilaan yang akhirnya saya acungi Jempol. Bukan...bukan saya bermaksud membela...Adi tak perlu pembelaan dari saya. siapa eike ...??
Bukti nyata kegilaan dia adalah, membentuk komunitas, saya sebut, penggagas kecintaan surabaya masa lalu. Komunitas yang mulai menularkan ' sikap cinta surabaya' pada sesama warganya. Di putarlah film-film layar tancap tentang Surabaya tempoe doeloe. Digelarnya pameran-pameran bukti sejarah perjalanan Surabaya di masa lalu.

Jangan bilang saya ' kesambet setan dua kali ', karena lewat blog ini saya ajak anda, para teman tercinta untuk menakar, kemudian menunjukkan cinta kita pada Surabaya. Euforia perolehan Kencana Adipura di tahun 2011 semoga tak membuat kita 'lupa' akan tugas selanjutnya.

  • Sudahkah kita membuang sampah pada tempatnya ?
  • Sudahkah kita merokok pada tempat yang semestinya ?
  • Sudahkah kita menjaga taman-taman kota yang sudah asri itu ? Car free day bukan berarti sepeda kita bisa bebas menginjak rumput dan taman kota kan ?
  • Apakah kita hanya bersih-bersih lingkungan pada bulan Mei saja ?
  • Sudahkah kita membuat para pendatang nyaman ketika mereka singgah di Surabaya ?

Adi punya cara unik, bermanfaat untuk menunjukkan kecintaannya pada Surabaya. Kita pun, bisa  ! 

( kalau mau ngobrol dan bernostalgia tentang surabaya jaman dulu...coba tengok Roodebrug Soerabaia )

Rabu, 16 Mei 2012

JUNIOR KECILKU, DI MANA KAMU ?


" Aduuuuhhh...aku absen deh kumpul-kumpulnya. Stress mikirin Doni. Minggu depan tuh dia ujian. E..sekarang malah enak-enakan nonton film. Alasannya ini film seru lah...bintangnya oke lah..huh ! "
" Sama aja ya..kalo anak kita ujian, eh..mamanya pusiiinggg...anaknya nyantai aja. Kukira cuma aku aja yang suntuk "
" Ye...anakku. Duh ! kemana-mana bawa blacberry nya. Pengen aja aku kalungin tuh bb. Biar mandi kek, ke wc kek, ngapainn aja biar ama bb. Nggak ngurus adik-adiknya. Ga tau apa emaknya sudah terkena cinderella syndrom akut begini "

Dan kami bertiga terbahak. Entah menertawakan siapa. Menertawakan teman samping kiri, kanan, atau bahkan diri sendiri.

Anak...oh...anak. Siapa bilang jadi ibu itu enak.
Badan capek, stres nya kuadrat
Tapi jangan salah, pahalanya dunia akhirat
Jadi..berbahagialah wahai para emak


Teman saya pernah mengaku, " Anak kamu begitu juga, nggak ? kayaknya sejak ulang tahun ke sebelas, aku tuh seperti nggak ngenalin dia lagi. Bawaannya murung mlulu. Kalau didekatin aja, udah ngomel-ngomel "
Dan tentu saja, saya jawab , " SAMA "

Suasana peralihan dari anak menuju remaja awal memang seringkali menyulitkan. Saya sih bukan ahli psikolog atau agama atau apalah. Tapi, dari obrolan sana sini, baca ini itu, dengar seminar atau talk show ini itu , yaa...ada sih sedikit modal untuk berbagi.

Kita mesti sadar, memang secara fisiologis , anak kita itu berubah. Hormonnya udah mulai 'main', nih. Konsekuensinya, banyak...meliputi fisik, sosial, kognitif dan emosional. Perkembangan kognisi remaja, membuat si junior kita berpikir secara abstrak dan kompleks. Mereka berpikir, bahwa mereka mampu mengambil keputusan sendiri. Perkembangan sosial, membuat si junior kita memiliki keinginan untuk lepas dari keluarga dan bersatu dengan teman sebayanya. Perkembangan emosi membuat si junior kita lebih sensi, lebih reaktif, mood nya gampang banget  swing.

Ituuuuu...dulu deh yang harus kita sadari. Kita dulu juga begituuuu kaleee...kitanya aja yang nggak nyadar.

Ngeri...takut ...bingung...bolehlah. Tapi sebaiknya nggak panik. Sharing dengan sesama teman yang memiliki abg ( kali juga abg alay bin narsis ) akan lebih baik.

Kalo dari obrolan sesama teman senasib, ada banyak hal yang harus diperhatikan ngadepin abg di haree gini.
  • Si Junior kita, yang udah Sok gede tadi...paling nggak suka kalau kita " SOK TAHU ". Meskipun kita , para ibu cantik, punya prinsip " Only Mom knows about u ". Tapi please...buat ngerebut hati junior kita, mending kita nggak sok tau deh. Kalau kita ' Sok Tau ', ujung-ujungnya pastilah kita jadi ' Tukang Kritik '.
  • Si Junior kita butuh DIDENGAR. Kalau merujuk kamus bahasa , mendengar ini bukan pekerjaan pasif. Mendengar adalah pekerjaan aktif, yang melibatkan lebih banyak komunikasi Non Verbal di banding Verbal. Artinya gini....ketika mendengar, harusnya kita ' Hadir ' dengan cara, menatap matanya, mengangguk jika diperlukan, mengerutkan kening sebagai tanda ingin tahu dan menghargai dia. Bukannya kita mendengarkan sambil baca buku, atau cuci piring. Oh..GOD...lupain dulu deh Multi tasking nya kita. :)
  • Protektif, adalah penyakit umum para orang tua. Saya juga kadang begitu. Tapi...ayo deh, kita belajar memberikan kepercayaan pada Si Junior kita.

Mudah ? Nggak ! beneran nggak ! Sumpah , NGGAK. Literatur manapun yang saya baca, psikolog manapun yang saya kenal, teman-teman sesama ibu...nggak ada yang bilang bahwa menjadi ibu dan orang tua itu gampang. Tetapi, sungguh ALLAH satu-satunya tempat bersandar paling baik yang siap siaga kapanpun membantu kita. Membuat kita kuat.

Saya ingat pada satu pembicara di sebuah pertemuan kecil. Bu Nia ( Besok deh saya nanya nama lengkapnya ) ...pengajar di SD Bina Insani,  Satu kalimatnya yang meresap , "  Jadi ibu itu harus cerdas. Siapkan anak bukan untuk masa sekarang. Tapi siapkan untuk tiga puluh tahun ke depan. Saat itu, kita nggak tau ada dimana kita. Tetapi saat itulah, anak-anak kita adalah para pemimpin. Kalau kita sebagai ibu nggak cerdas, kita akan susah sendiri ".

Suatu saat ketika bertemu Bunda Neno Warisman , ada satu kalimat beliau yang sampai sekarang bikin saya merinding,  saat itu, saya ( beneran nih ) sampai nangis dan memeluk beliau sambil ngaku, " Bun, saya sering marahin  anak saya ". Kalimat beliau kira-kira seperti ini,  " Hargai anak anda. Terutama di usia sepuluh sampai tujuh belas. Remaja, yaa itu. Anggap dia sebagai manusia utuh. Bukan seorang anak kecil. Percaya padanya, jadilah matahari. Menyinari, tanpa menuntut. Kasihi dia, jangan harap dia memberi balasan baik. Tetapi doakan dia, agar dia menjadi anak soleh dan soleha ".

Teman, sesama Ibu...sesama Perempuan...Smoga ini bisa memberikan inspirasi. Kita dampingi Si Junior kita, junior yang dulunya ' anak kecil ' itu sekarang sudah berubah. Dampingi, dengan niat ibadah. Insya Allah...Allah memudahkan jalan kita. Mari kita belajar.

Kamis, 03 Mei 2012

Jangan Mau Jadi Kartini Melempem

Bulan April baru saja lewat. Bulan dimana kita berkebaya dengan semangat. Smoga tak ada yang terlewat. Janji untuk jadi Kartini yang jauh lebih hebat.

Sepanjang April ini, dua kali saya mengikuti acara yang berbau-bau 'Peringatan Hari Kartini '. Dua kali pula saya mengenakan ' kebaya dan kain panjang'. Beberapa hari sebelum hari 'H', saya sudah bingung ...mau pake kebaya yang mana...bawahannya apa...kerudungnya pakai yang mana...

And i'm sure, that i am not alone. Anda pasti juga begitu. Tetapi smoga, kita tak cuma bersemangat mengenakan kebaya saja. Ada konsekuensi yang jauh lebih besar, jika kita tak mau dibilang mengerdilkan arti peringatan hari Kartini.

 

Bukan bermaksud sok gimana-gimana...Hei, i'm just an ordinary people. Tapi, saya cuma ingin membuat daftar rencana saya supaya saya nggak termasuk Kartini yang melempem. 

Saya mau nambah pinter. Pintar tentang agama, itu harus. Pintar dalam hal lainnya, termasuk lebih mengerti tentang kesehatan diri.  Berita meninggalnya perempuan hebat mantan menteri kesehatan, membuat saya mulai ancang - ancang untuk pap smear. Yea...emang sih, bukan kanker organ kewanitaan yang sudah menjemput Ibu mantan menkes. tetapi mendengar kata kanker, entahlah, selalu membuat saya langsung terhubung dengan ' kanker organ reproduksi '.Bagaimanapun, penyakit ini masih jadi momok buat kaum perempuan.
Saya mau jadi perempuan sehat. Biar saya bisa menjalankan semua rencana indah terkait proyek pribadi ataupun keluarga.

Saya mau nambah kepintaran terkait tehnologi. Saya nggak mau gaptek teyuuuss. Bayangkan, berapa usia kita saat ini, berapa usia kita saat anak-anak menjelang remaja, dewasa muda, dewasa....
Saya nggak mau jadi ibu yang gaptek, yang nggak bisa mengikuti tren yang sedang diikuti para teenager di masa mendatang. Kalau saya gaptek, tak akan ada yang mendampingi  teenager saya. Saya tak akan bisa menjadi ' filter dan benteng ' nya.

Saya mau nambah pintar...mau memompa semangat belajar. Belajar apa saja, termasuk urusan masak memasak. Suami saya baru saja sakit dan untuk recovery, saya harus menyediakan hidangan yang berasal dari dapur rumah. Bukan dari dapur resto ini itu atau warung ini itu. Saya harus pandai, kreatif menyajikan hidangan sehat.

Kartini, yang saya tahu, adalah perempuan  cerdas dengan kematangan jiwa yang tinggi. Kartini yang seperti diceritakan, adalah sosok perempuan yang selalu haus akan ilmu, selalu punya nyali untuk menambah wawasan. Perempuan yang dengan ujung penanya mampu mengubah persepsi masyarakat Eropa tentang perempuan Jawa.

Bagaimana cara kita bisa mengubah dunia ? Jangan bilang saya muluk !
Mengadopsi kata-kata Ibu Dewi Motik.....Saya akan mengubah dunia, dengan cara mengubah keluarga saya menjadi lebih baik. Untuk itu, Saya harus jadi perempuan yang mau mengubah diri saya pribadi menjadi lebih baik. Saya mau jadi perempuan pintar. Biar nggak malu-maluin Ibu Kartini.

Bagaimana dengan anda, sesama Kartini moderen ?
Gaya boleh Kalem,
Tapi otak jangan melempem



Senin, 19 Maret 2012

Tak Ada Hari Yang Sempurna


" Ya, nggak bisa ! Saya nggak rela kalo anak saya pake busana warna hitam pas resepsi "
" Lho, kenapa ? kalo di adat kami, warna hitam itu maknanya 'tinggi ' . Lagi pula hitam itu warna yang mewah "
" Aduh ! Kok hitam !! Di adat kami, kalo pengantin pake warna hitam itu melambangkan sedih. Hitam dipake kalo lagi ngelayat. Makanya, pengantin tidak ada yang pake warna hitam. Kuning, merah, atau ungu "
" Hah ? Ungu ? emangnya ibu mau anaknya jadi janda ? "

Itu baru sekelumit, sepersekian detik percakapan ( atau lebih tepat saya sebut PERSETERUAN ) dua kubu. Hehehehe...dua keluarga yang anak-anak mereka akan menjadi pengantin di awal April nanti. Masiiiihhhh banyak lagiiii hal-hal remeh temeh yang dijadikan bahan perseteruan. " Posisi ibu nanti di kanan ". Jawab kubu yang lain, " Lha...ini yang punya gawe saya, kok saya di kiri ? ". Atau...hal yang lain lagi...." Dress code keluarga nanti pake jas hitam ". Seru kubu yang lain " Lha...ini kan acara lamaran. Duduknya lesehan . Mana pantas pake jas ? batik saja ".
setelah cukup anteng, dan saya kira sudah 'aman', kubu satu menelpon saya " jeng ida, tau tidak kalau anak saya nanti ternyata pake baju apa tuh namanya...bebet ? yang kliatan dadanya ? aduhhhh jeng...lha saya ngomong apa sama keluarga yang notabene menganut agama sangat ketat ' ? . Saya langsung nepuk jidat !

PERNIKAHAN, yang konon katanya mempersatukan dua keluarga, memanglah benar adanya. Itu sebuah pekerjaan yang sulit bin angel bin susah. Masak sich, harus ditambah susah dengan materi yang sebetulnya ' sepele '.

Okay...saya pun setuju. Mana ada orang yang punya hajat dan tidak ingin hajatannya sempurna ? Ketika saya menikah dulu pun, aduuuuuuuhhhh....mama saya heboh bukan main menyiapkan semuanya, supaya acara berjalan perfecto .

Saya sebel juga satu anggota keluarga kubu sebelah berkata, " Itu kasihan si Om saya, Jeng. Kayaknya kalah dech ama keluarga si calon ". Hah ????? Ini sebetulnya pernikahan atau adu jotos sich ??? Kalau ini adu jotos, kok pake mengundang designer ? Kok pake mengundang saya sebagai emsi ? Lha saya kan bukan emsi acara olah raga ????
hehehehehehe....

Teman terCINTA, saya jadi kasihan dengan calon mempelai. Mereka berdua bingung mau menuruti omongan yang mana ? Sejatinya, saya yakin...anak-anak muda yang mau kawin itu, pastilah lebih ingin sesuatu yang sederhana tetapi manis. Mereka pastilah lebih memikirkan....bagaimana aku bisa membina rumah tangga yang baik, secara mental maupun ekonomi.

Saya jadi bertanya-tanya...sesungguhnya, apa sih esensi dari Resepsi Permikahan ? Haruskah ada jika yang terjadi hanyalah perseteruan-perseturuan ?
Semoga ...saat nanti saya sendiri mantu, saya dan calon besan saya sadar, bahwa Permikahan, harusnya menjadi momen bahagia buat mempelai. Jadi, sudah selayaknya kita yang lebih tua-tua ini....mengedepankan 'persahabatan ' mengedepankan titik-titik krusial yang menjadi fondasi untuk bersatunya dua keluarga.

SEMOGA.....

Rabu, 07 Maret 2012

MANDIRI VS PEGEL



Selamat Hari Perempuan !!! Yuk jadi perempuan yang santun, lembut tetapi mandiri dan tangguh. Perpaduan yang indah yang sebetulnya sudah disisipkan Allah dalam diri kita. Let It Out !!

Itu adalah kalimat status saya di ranah fb, yang akhirnya membuat seseorang tergerak hatinya menghubungi saya. dan sungguh ! Saya sangat bahagia ! Paling tidak, terjalinlah silaturahmi yang lama terhenti dan....menginspirasi saya. Thanks buat yang merasa. hehehehehe.....LOVE U , Sist...

Kami ngobrol tentang 'kemandirian ' seorang perempuan. Kami singgung tentang betapa lelahnya menjadi perempuan mandiri...betapa lelahnya kita untuk mengikuti tuntutan demi tuntutan.

Saya bukan pengamat masalah perempuan....bukan pula bermaksud sok pintar... ( ya, meskipun saya emang pintar dari sononya ! hehehehe.... )
Tapi, saya ingin mencoba berbagi apa yang ada di kepala saya dan di hati saya....

Apa sih kriteria ' Perempuan sukses ' ?......MANDIRI. Well,....oke...lalu, apa sih kriteria mandiri ? apakah mandiri financial sebagai ukuran tunggalnya ?
berarti para single parent, si single fighter ...paling mandiri ? ....

Apa sih kriteria ' perempuan berprestasi ' ? apakah yang karirnya oke ? atau yang rumah tangganya langgeng ? atau yang anak-anaknya pinter2 secara akademis ? apakah yang anaknya bisa jadi ' artis ' ? apakah yang karir suaminya top bgt ?....

Duh....jika begitu banyak kriteria yang mesti dipenuhi, kasihan banget yaa kita...
Lama-lama yang ada....P-E-G-E-L

Teman yang cantik-cantik....
Satu hal yang mesti kita sadari, bahwa ' sukses ' itu relatif. Tak perlu menunggu sukses untuk bisa mandiri. Mampu membuka diri untuk hal-hal baru, mampu menempatkan diri sendiri dengan santun, mampu berkata ' tidak' pada hal-hal yang tak benar, berani bersikap jika kita mengalami KDRT....bisa jadi satu bentuk kemandirian yang prinsipil dibandingkan karir bergengsi atau kriteria lain yang melelahkan.

Bukan begitu, bukan ?....Apakah Mandiri itu membuat kita pegel ? emang iya....tapi memang harus begitu kan ? itu pentingnya ' me time ' dan dukungan dari keluarga.

Besok-besok dech kita ngobrol tentang ' Me Time ' yaaa....

BRAVO PEREMPUAN...

PILAH PILIH TEMPAT PAP SMEAR

PILAH PILIH TEMPAT PAP SMEAR

Hai...Teman sesama perempuan. Hari ini hari Perempuan, ya...Selamat dech buat kita smua. Mungkin terlalu berlebihan atau mungkin tidak. Tetapi yang jelas, saya yakin...adanya peringatan ' Hari Perempuan ' adalah karena kekaguman satu kelompok terhadap potensi kaum hawa.

Banggalah Menjadi Perempuan.
Kita punya potensi yang tersimpan.
Biarkan itu berkembang
Agar bermanfaat di masa mendatang.

Intermezo di atas smoga bisa menginspirasi.
Saya tertarik mengangkat satu topik yang sungguh...baru saja dialami salah satu teman saya. Judul di atas, " Pilah Pilih Tempat Pap Smear " sengaja saya buat vulgar. Maksudnya...supaya langsung ' nendang '. Hehehehehe....

Ceritanya begini,....satu teman saya, sebut saja ' Bunga ' ( hehehe...) tiba-tiba sesenggukan menanyakan pada saya apa itu HPV ( Human Papilloma Virus ). Ternyata , setelah melakukan pemeriksaan Pap Smear pada satu klinik di Surabaya ( Maaf, tidak usah saya sebut tempatnya yaaa.....) , ia dinyatakan menderita HPV.

Saya agak curiga, mengingat track record klinik yang dimaksud. Saya sarankan ia untuk memeriksakan ulang pada dokter lain. Dan setelah itu...ia tersenyum lega. Bahkan sampai mengadakan selamatan sebagai bentuk rasa syukur karena ternyata dia ' aman'.

Sedikit cerita tentang HPV, well....banyak memang jenis virus ini. Beragam banget. Tetapi umumnya, HPV ini bisa menyebabkan kanker servic. Di tularkan melalui hubungan sexual, meskipun memang tidak harus terjadi ' coitus'. Cara pencegahannya, memanglah harus menghindari gonta ganti pasangan sexual dan menjaga kebersihan organ intim.

Bisa anda bayangkan, teman saya yang saya tahu tidak menganut faham free sex, dan begitupun pasangannya, di vonis mengidap HPV dan harus menjalani pemeriksaan ketat. 1 bulan sekali harus kembali periksa. Pantaslah jika teman saya itu panik.

Saya ngebayangin...nih klinik teledor banget. Okelah...jika teman yang sehat dan dinyatakan sakit, mungkin akan berniat untuk mencari second opinion, atau meningkatkan kewaspadaan, paling tidak. Tetapi bagaimana jika yang sakit dilaporkan sehat-sehat saja ????
bbbbbbahahhahahahayaaa.....kan...

Intinya, sebaiknya kita berhati-hati memilih tempat pap smear. Jika memang ada vonis yang tak mengenakkan, sebaiknya kita lakukan second opinion. Tentu saja, ...yukkkk mareee...menambah pengetahuan kita seputar kesehatan perempuan.

Kita memang harus bangga menjadi perempuan, ada banyak kelebihan pada perempuan ( termasuk kelebihan lemak. hehehhehhehehe ) Tetapi kita mesti sadar, bahwa ada beberapa penyakit yang nyata-nyata lebih 'suka' pada perempuan.

Tapi....kalau kalimat terakhir saya sampaikan pada pasangan saya, pastilah dia akan berkomentar " NGAMBEKan....adalah penyakit umum para perempuan ". Iyaaa nggak siiiiiiihhhhhhhhh ???? xixixixiixixixixixixi

BRAVO PEREMPUAN !!

Sabtu, 03 Maret 2012


Rasa Itu, Kita Perlukan.

Ijinkan saya mengaku, teman-teman tercinta...
Saya sering sekali nggak habisin makanan. Sering waktu 'ngelakuin hal mubadzir ' itu, saya membathin, halllaaahhhh...wong harganya gak mahal, kok.

Saya juga sering ' menghambur-hamburkan ' air ( Ow...untung PDAM nggak akan menghukum warga yang boros air ).

Saya sering bilang ' alhamdulillah ', tapi kenyataannya sering saya protes ( entah pada siapa ) karena banyak hal yang tak sesuai rencana , banyak hal yang membuat saya nggak puas.

Saya punya beberapa buku ( dan tentunya, tamat saya baca ) tentang ' Pentingnya Bersyukur '. Dan biasanya, setelah membaca, ada celah di hati yang sedikit mengumpat Si Penulis. ' Duh !!! sok mulia buanget, sich ! Emang gampang ' bersyukur ' itu ? emang mudah ' nerima ' itu. Lu kan nggak nggak ngalamin ! ). Hehehehe...

Pokoknya banyak banget hal 'miring' yang saya lakukan yang sejatinya membiaskan ' Rasa Bersyukur '.

Tetapi, ketika pekan ini saya dan keluarga berkesempatan berkunjung ke satu daerah.... Subhanallah....

Miris itu saya rasakan....
Saat di samping, di depan, di belakang hotel mewah tempat saya menginap, banyyyyyyyaaaaaakkkkkkkk sekali 'fakta lengkap' , 'landscape ' kehidupan yang di mata saya ' berkekurangan' ( meski saya berdoa semoga si pejalan kehidupan ' kurang' itu ternyata ' mulia dan mensyukuri keadaan ).

Seperti halnya nasi, lauk pauk, udara bersih, air bersih, minuman yang sexy, camilan yang gurih, film yang asyik di tonton, musik yang memanjakan indra dengar, cinta, sex ( eh, penting juga kan ?? ) ....ternyata RASA SYUKUR itu, KITA BUTUHKAN .

Bukan untuk siapa-siapa. Tetapi untuk kita sendiri.
Bukan untuk apa-apa. Tetapi itu satu jalan detoksifikasi
Buat diri kita yang seringkali emosi
Buat kita yang sering mau menang sendiri

Ini beneran, dech. Nggak pernah-pernah nya saya sampai neteskan air mata ( diluar sifat cengeng saya ), gara-gara melihat sisi kehidupan berat sekitar yang jauh dari kata layak di mata saya.
Saya langsung ingat betapa benar adanya jika orang tua kita bilang " habiskan makanannmu, nanti ayam kita bisa mati ".

Teman-teman tercinta,...
Sejatinya tulisan ini saya tunjukkan untuk diri saya sendiri,
Tetapi smoga cukup 'mencubit'
Hingga membuat teman-teman ikut berpikir, bahwa maaaaaaassssssiihhh banyyyyyaaakkkk banget, orang-orang yang tidak seberuntung kita.
Syukuri lah....

Senin, 27 Februari 2012

'KODRAT' FEBRUARI


Emang bulan ada ' kodrat'nya ?
Bisa jadi, kan ? Saya bilang Kodrat bulan Februari itu, adalah ' Romantisme '.

Meski saya bukanlah termasuk mereka yang percaya dan memperingati ' Val-Day', tetapi entah...saya merasa aura Romantis itu bener-bener bisa terbaca pada banyak hal, banyak kepala, banyak hati. Mereka yang saya bilang memancarkan aura romantis itu pun, bukanlah para awak pemuja valentine day.

Satu dari mereka, adalah sahabat saya. Seorang cowok yang saya kenal sangat sangat sangat workaholic, sampai mengikis romantisme di dalam dirinya.Dia anggap, apapun yang berjudul ' romantis' selalu berkebalikan dengan ' tidak efektif, tidak rasional'.
Tetapi, ketika bulan Februari datang, saya amati....nih orang agak-agak 'gak waras' dan nongollah sisi-sisi romantisnya.
Bulan Februari ini, ga ada angin, ga ada halilintar, dia seolah bisa membaca ' keinginan ' saya, dan melakukannya tanpa saya minta , bahkan tanpa saya utarakan. Kalau menurut saya, bulan ini mungkin....sahabat saya itu ' lebih mendengarkan saya'

sehingga...tiba-tiba, dia oleh-olehin saya Spiku Surabaya yang jadi kegemaran saya. Tiba-tiba, dengan naik sepeda polygonnya, pagi-pagi sekali, dia bawakan saya roti " mexican coffee " yang berhari-hari saya idam-idamkan ( berhari-hari saya datang ke outlet holland bakery dengan kecewa, karena kehabisan roti fave saya itu )
Mungkin.....jika orang lain yang berjiwa romantis melakukannya.....itu adalah hal yang biasa.
tetapi bagi orang yang sama sekali tidak tidak tidak romantis....wow...itu adalah sesuatu banget.

Terakhir,
Minggu ini, tiba-tiba setelah menonton satu acara di televisi, akhirnya si sahabat saya ini berjuang mati-matian untuk mendapatkan CD yang berisi lagu-lagu ciptaan Bebi Romeo.
Berhari-hari sahabat saya ini memutar lagu-lagu Bebi Romeo. Nggak tanggung-tanggung, dia beli dua CD sekaligus, lho !!. Untuk orang penyuka music, mungkin ini biasa. Tetapi untuk orang yang cuek parah dan sama sekali nggak minat dengan music, woow....ini " PRESTASI " banget.

Ah, saya mungkin berlebihan dengan memberikan label " KODRAT " bagi bulan Februari. Seolah istilah Romantis itu melekat parah pada bulan ke dua ini.

Aura romantis yang terlanjur kental di bulan Februari. Ketika saya berkesempatan menjadi mc dan moderator pada sebuah talk show yang diadakan instansi yang sama sekali tidak terkait dengan per - romantis - an atau per-cinta-an....si empunya acara berpesan " Jeng, dresscode nya Pink ya... Kan bulan februari " :)