Kamis, 05 Juli 2012

HURUF " C "

Ada banyak kata yang diawali dengan huruf ' C'. Tetapi dua kata saja yang mengusik pikiran saya akhir-akhir ini. Dua kata yang berawal dengan huruf  ' C', berisi lima huruf.
C.I.N.T.A        dan        C.E.R.A.I

Maaf, jika saya mengajak sahabat smua untuk sejenak merenung tentang dua kata ini. Akhir-akhir ini, saya banyak mendengar, sedikit terlibat dengan masalah Cinta - Cerai. Suatu malam, seorang teman menangis karena ia dan suami memutuskan untuk bercerai. Hari yang lain, seorang teman menceritakan bagaimana pilunya melihat kedua orang tuanya bercerai. Disaat kakek nenek ini harusnya bahagia bersama dengan satu cucu yang akan lahir.
Wao....

Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa di atas, saya tulis dua kata ' Cinta ' dan ' Cerai', sedikit berjauhan ?
Karena saya yakin......Tidak ada kata Cinta pada kasus ' Cerai'. Dan tidak ada kata ' Cerai' pada kasus Cinta. Artinya, Pastilah sudah tak ada lagi Cinta, jika memang yang terjadi adalah Cerai. Bohong banget jika ada yang bilang, " Aku masih cinta sama dia, tapi mau gimana lagi...kami harus cerai '. Karena saya yakin, LOVE CONQUERS ALL.  Dengan Cinta, sejatinya semua akan berangsur membaik. Sekali lagi, Jika masih ada cinta.

Cukup membuat saya terhenyak, ketika membaca satu survey yang mengungkap angka perceraian di Indonesia. Selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dari tahun 2005 - 2010, angka perceraian naik mencapai 70 %.  Yang lagi-lagi bikin saya terkejut, angka perceraian di Indonesia, selalu meningkat sejak tahun 1950 !!!  Mark Cammack, Guru besar dari   Southwestern  School Of Law - USA mengatakan sejak tahun 1950, dari 100 angka perkawinan di Indonesia, 50 % nya berakhir dengan CERAI.
Data dari BIMAS ISLAM, Kementerian Agama RI,  2 juta orang menikah setiap tahun di Indonesia. Sekitar 300.000 diantaranya berakhir dengan cerai. Jawa Timur, ada di peringkat pertama penyumbang angka perceraian di tahun 2010.  Waooo...lagi.... Secara saya orang Jatim.

Yang menjadi pertanyaan saya...apakah Cerai, memanglah solusi ? meski secara agama diperbolehkan ?
Apakah setelah cerai, kedua belah pihak ' LEGA ' ? ....Apakah mereka yang bercerai tidak berpikir akan dampak, yang sejatinya, tidak akan pernah selesai !!! Ini beneran !!  ( Oh...maaf, pada tulisan ini jika saya banyak menggunakan tanda seru. Gemes banget soalnya dengan kasus cerai )
Saya sendiri mengamati satu keluarga yang hidup dan terus berkembang dengan latar belakang orang tua yang bercerai. Sesungguhnya, masalah baru dimulai ketika ketok palu hakim tentang cerai itu berlaku.
Anak pertama harus memikul tanggung jawab, membesarkan hati ibu yang terlanjur rapuh, mengayomi adik yang butuh perhatian. Belum lagi ketika anak-anak menikah...frame ' orang tua yang slalu bertengkar ' nempel di otaknya. Membuat ' mutasi' jiwa dan pikiran. Menciptakan bentuk otoritas baru pada keluarga barunya. Tidak berhenti di situ...akibatnya bahkan sampai dirasakan ke cucu-cucu...bahkan cicit-cicit...

Untuk sahabat yang kebetulan memiliki sanak, teman yang kebetulan mengalami perceraian, atau berasal dari keluarga yang bercerai, pastilah meng amini apa yang saya ceritakan. Akibat perceraian itu begitu panjang
.



" Hanya Cinta yang bisa....menaklukkan dendam, hanya Kasih sayang tulus yang mampu menyentuh..hanya CINTA yang bisa mendamaikan benci...hanya Kasih sayang tulus yang mampu menembus ruang dan waktu...
Lirik lagu " Hanya Cinta Yang Bisa " itu, seharusnya menjadi Lagu WAJIB yang harus di hafalkan dan menjadi Tugas bagi pasangan yang mendaftarkan kasus di persidangan cerai. Ah....saya hanya perempuan biasa yang ingin semua saling mencinta. Tulisan ini bukan bermaksud men- judge, atau memojokkan... Tetapi , tulisan ini adalah bentuk ikhtiar saya...yang saya bisa... Untuk mendamaikan semua. CINTA dan CERAI....dua kata yang sama-sama berawal dengan huruf ' C', sama-sama berisi lima huruf. Bedanya...untuk men CINTA itu sangat mudah. Untuk berCERAI, sangat susah... Pilih mana ??? It is absolutely up to you.

Selasa, 03 Juli 2012

ATAS NAMA MULTITASKING

Satu hari, karena ' To do list ' saya agak banyak, saya melakukan satu dua hal dalam rentang waktu yang sama. Saya sering melakukan yang seperti ini. Hasilnya rata-rata , sih...tidak mengecewakan. Tetapi sepertinya, kali ini...smua jadi berantakan.


Ketika asyik ngumpul-ngumpul dengan sesama perempuan, topik Multitasking , menjadi agak seru diperdebatkan. Konon, perempuan dianugerahi kemampuan melakukan multitasking lebih besar dibanding para pria. Suara yang lain, menganggap, multitasking hanyalah implementasi dari ketidak fokusan. Tentu saja, saya sedikit percaya dan sedikit tidak percaya.

Tak bisa dipungkiri bahwa setiap hari, kita dihadapkan pada tuntutan untuk menyelesaikan begitu banyak hal. Mulai dari yang berhubungan dengan kebutuhan personal, hingga aktivitas ditempat kerja. Smua harus diselesaikan dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil yang bisa diacungi dua jempol. 

Apakah anda pelaku ' Multitasking ' selalu berhasil ? atau mengalami  'hari buruk ' seperti saya ? Mengatasnamakan Multi tasking, malah...rusak susu sebelangga ??? hahahahaha....

Edward Hallowell, MD ,  Psikiater dari Hallowell Centre For USA punya kalimat yang membuat saya senang. Katanya , Multitasking, adalah bentuk kecerdasan lain yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang yang hidup di jaman moderen seperti sekarang. Kemampuan ini harus diasah. Mereka yang memiliki kemampuan Multitasking yang tinggi, akan lebih cepat berada di puncak karir. Mereka kebanyakan adalah pribadi yang menyenangkan. 

Tetapi lain halnya dengan pendapat Harold Pashler, psikolog . Sistem otak yang mengatur pengambilan keputusan dan mengingat, tidak bisa bekerja secara bersamaan. 

Tanpa memperpanjang pro kontra multi tasking, Berbahagialah wahai perempuan ( lagi-lagi....heheheheheh ) bahwa TUHAN KITA YANG MAHA ADIL, sejatinya memberikan kemampuan multitasking kepada kaum hawa. Bisa jadi tanpa kita sadar, kita memelihara bayi dalam perut, ketika kita sedang mengerjakan sesuatu. Kita menyusui sambil jemari kita memberikan pelajaran ' pengenalan indra raba dan rasa ; pada bayi kita. Tanpa kita sadari, kita memasak bubur buat si kecil ketika kita memikirkan bagaimana bisnis on line kita bisa berjalan. 


Tapi, tak bisa kita pungkiri, bahwa....Multitasking memicu munculnya stress. Ini yang harus kita waspadai. 
Bisa jadi yang berikut ini adalah Trik, agar kita tetap mengasah multitasking kita dengan stress yang minimal. 
  1. Yuk...kita tetapkan prioritas
  2. Kita harus tahu kapan waktu terbaik kita. Ketika kita yakin , otak kita berada di 'puncak ' , mungkin kita bisa turn on kan kemampuan multi tasking kita. Begitu pun sebaliknya.
  3. Sebaiknya kita mulai belajar memilah, mana sih pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan yang tidak. 
  4. Bersahabat dengan Tehnologi dengan bijak. Jadi, ayoooo...belajar tehnologi yang sesungguhnya diciptakan user friendly
  5. Jangan lupa istirahat !!
Mau jadi Perempuan yang Multitasking ??? Kita bisa, kok ! dan ber ' multi tasking ' lah dengan bijak.