Rabu, 27 Juli 2011

Kopi, Cinta dan KDRT

" Ney, ngopi yuk ", ajak suami kemarin malam.
" Mandi dulu, baru aku bikinin kopi ", jawab saya.
" Abis ngopi aku janji dech bakal mandi "
" Nggak ! No mandi, no kopi ", saya kekeuh dengan ' prosedur ' yang saya buat. Ngopi itu enaknya kan ...ketika badan sudah bersih, gerah hilang...trus menikmati aroma dan panasnya kopi sambil melek merem. Di lanjut dengan ngobrol ngalor ngidul. Benar-benar berasa di surga dunia.
Untunglah sang suami menurut meskipun mandi dengan bersungut-sungut :)

Sambil ngopi, kami mengobrol tentang keluarga salah satu teman yang dirundung masalah. KDRT. Hiiii....saya sering ngeri kalau harus membayangkan yang satu ini.

" Pas pacaran, tau nggak kalau si calonnya itu agak-agak gimanaaa gitu ? "
" Tau kok. Katanya pernah mukul sekali ". Ha ???
" Waktu pacaran aja dia sudah dipukul ? ". Saya jadi ikut gemas. Tau dech, kalau ketemu tuh pria, sepuluh kali pukulan kayaknya nggak bakal cukup.
" Iya. Tapi katanya, dia nggak mungkin membatalkan pernikahan. Kan udah pada ready semua. Gedung udah di book , undangan tinggal edar ". Saya geleng-geleng kepala nggak ngerti. " Berapa duit habis dikeluarkan ? Dua puluh juta ? Lima puluh juta ? "
" Ya pasti gede laah...Ney tau sendiri kan resepsinya di gedung mewah begitu. Berapa gubuk yang Ney sowani ? ". Saya jadi mengingat-ingat...makan apa aja ya waktu resepsi pernikahan si itu ? Tahu campur ....kikil...batagor...rujak cingur...heheheheh...padahal angpao nya gak seberapa :) Kasihan banget dech tuh tuan rumah :)
" Hii...tapi berapapun rupiah yang sudah keluar, apa sebanding dengan kebahagiaan yang direnggut ? poor her ".

" Trus, abis sekarang ngalamin kayak begitu, apa rencananya ? orang tua tau nggak ? "
" Tau..."
" Trus ? "
" Mamanya cuma bilang ' sabar ...sabar "
Ha ???? Sampai kapan ? sampai nyawa terenggut ?? Uh !! kok gitu sich mamanya. " Sampai kapan ? "
" Sampai suami sembuh "
" Mana bisa ? yang begitu sudah tertanam di hatinya sejak kecil. Mana bisa sembuh kalau tidak ikut semacam therapi begituan ? "
Saya tetap tak habis pikir, meski kopi sudah habis. Apa sih yang dinanti kalau sudah begitu ? Cinta ? berubah nya si pasangan ? Omigosh....

Setau saya, ada tiga elemen cinta. Intimacy, passion dan commitmen. Sementara jika dalam hubungan suami istri dan terjadi kekerasan dalam rumah tangga, apakah ada intimacy ? apakah ada passion ? ada..tapi passion untuk menyakiti. Trus...komitmen ? wah, sepertinya yang ini malah 'jauh dari ada '.
Jadi...bagaimana rupa CINTA dan kehidupan berumah tangga tanpa CINTA ?
Jadi...apakah rasional mempertahankan rumah tangga tanpa CINTA
C'mon !!! No need to think twice to end that relationship.
What do you think. Saya jadi ingat film ' Enough ' J-Lo. Film tentang perjuangan perempuan 'lari ' dari pasangan yang melakukan kekerasan.

Kopi saya sudah habis. Dan setiap kali kopi saya habis..saya selalu ingin lagi...dan lagi. Tetapi suami selalu bilang " Just one cup a day, dagghlinnnn ". Hehehehe...kecuali Jumat malam dan malam minggu. :)