Senin, 05 September 2011

Ibu ...adalah...


Seorang teman ngaku, tadinya mau beli satu - dua novel di Gramedia. Eh, ternyata...pulang-pulang malah ga dapat novel. Berganti beberapa buku anak. Saya pun seringkali kayak begitu. Rencana mau beli baju, e...pulang dari mal, malah ngeborong baju anak yang modelnya emang kiyut-kiyyut, bikin gampang jatuh cinta. Atau, pengennya beli buku, malah bawa pulang mainan anak. Heheheh...


Cerita lainnya....ketika saya masuk ke rumah teman yang punya dua balita di rumahnya...hehehe...kondisi di ruang tamu dan ruang keluarga begitu ' parah'. Ada piring di bawah meja, dengan bekas mentega dan beberapa butir kismis. Ada bantal di atas sofa dengan beberapa cetakan warna coklat kekuningan. Ada botol minyak telon di atas almari, dan bukannya di dalam almari. Ada ' pameran ' mainan di lantai. Tetapi begitu melihat dua balitanya, saya begitu gemas. Dua anak yang terlihat rapi dan sehat, dengan antusias menyalami saya, " hai te Ida... ". Saya langsung ingat si kecil saya di rumah. Dan teman saya sibuk minta maaf... " Sori, yee...rumahku berantakan ".

Begitukah anda ? Sering mengalami yang seperti itu ? Rumah seperti kapal pecah, Belanjaan yang ' keluar ' dari jalur dengan alasan ' demi anak ', lipstik yang patah karena si kecil mulai ikut-ikutan centil dan dandan, krim tubuh yang cepat habis karena Si kecil ogah kalah cantik ?

Well....you're not alone, and dont blame it on yourself, Sista....

Tidak akan pernah ada kalimat sederhana untuk melukiskan bagaimana ' heboh' nya menjadi seorang ibu. Tidak pernah ada sesuatu , seseorang, bahkan Allah Yang Maha Agung menjanjikan kemudahan untuk menjadi seorang Ibu. Sangking beratnya, agama bahkan menjanjikan syurga dan predikat mati syahid untuk para perempuan yang meninggal ketika melahirkan.
Setiap manusia, termasuk perempuan dengan predikat ' Ibu bagi seorang anak ', memiliki emosi, memiliki batas kesabaran, memiliki keinginan untuk marah....
Tetapi mau tak mau....Seorang Ibu, WAJIB memiliki keluasan tingkat toleransi, WAJIB memiliki samudra terluas dengan ' bulir Sabar' sebagai penghuni samudranya.

Mau tak mau...seorang ibu, WAJIB memiliki kepakeman dalam rem . Agar bisa dengan cepat ' mengerem emosi, agar bisa dengan mantap menghentikan keinginan untuk mengayuhkan tangan menampar si kecil yang ' bandel '.


Ada banyak ' DO ' and ' Don't dalam rangka menjadi Ibu.

DO :
  • Bangun paling puagi...ketimbang yang lain
  • Rela memilih memasak menu untuk anak ketimbang untuk diri sendiri
  • Rela makan bakso, ga pake garpu. Karena satu tangan menggendong anak
  • Rela mengerem esmosi ketika tahu anak mematahkan lipstik ( gila...lipstik mahal euy ! )
  • Harus waspada ketika si kecil tenang tanpa pengawasan ( jangan-jangan lagi mainan body lotion punya kita )
  • Harus menelan ludah, ketika ice cream Hagendaaz tinggal sedikit dan mengalah karena si kecil langsung berteriak " Punya adek !!! "
  • merelakan rambut indah kita di jadikan ajang ' main salon-salonan ' oleh si kecil
  • Punya sensor akan bahaya lebih kuat dibanding yang lain
  • Rela mengganti saluran TV yang menayangkan film2 favorit ke film2 Dora, Charlie n Lola, Teletubbies, Spongebob.
  • Kadang terlihat seperti orang agak gila ketika berusaha keras menyuapi si kecil yang susah makan.
Don't :

  • Tidak menyiapkan menu untuk si kecil sementara kita menyiapkan Lontong Cap Gomeh dengan rasa super duper pedas, plus campuran petai yang aromanya bikin sedap
  • Mengenakan asesoris yang menarik perhatian si kecil ketika datang ke kondangan. Jangan harap dech asesoris dan penampilan kita akan baik-baik saja.
  • Malas menghafal lagu anak-anak
  • Malas bergaul dengan para guru di sekolah anak
Ah...capek juga tangan saya harus menulis ' Do ' and ' Dont ' untuk para ibu.....Sangking banyaknya :)
betewe, Susah menjadi Ibu akan sangat terbantu jika kita selalu memohon kekuatan padaNYA. Ada DIA yang selalu ada dan mendengarkan doa kita.
Amiiiiinnnn